SURABAYA – Dosen Universitas Airlangga (UNAIR), dr Niko Azhari Hidayat Sp BTKV(K), berhasil membuat inovasi dan terobosan baru di bidang kesehatan. Dosen Program Studi Teknik Industri UNAIR itu ciptakan “Medical Tourism Indonesia”.
Medical Tourism Indonesia merupakan pengobatan untuk menyembuhkan suatu penyakit yang disertai dengan kegiatan wisata. Lebih lanjut, dikutip dari laman medicaltourism.id/ platform ini menawarkan pelayanan komprehensif seperti end to end service yang melakukan layanan mulai dari penjemputan wisatawan medis, ketersediaan akomodasi, pengantaran ke fasilitas medis, serta trip wisata pemulihan, hingga pengantaran kembali ketempat asal.
“Medical tourism Indonesia adalah Travelokanya rumah sakit, ” jelas dr Nico kepada awak media pada Jumat (9/9/2022).
Lanjut dr Nico, inovasi ini diklaim mampu mendatangkan medical turis dari mancanegara serta meredam hasrat masyarakat Indonesia yang lebih memilih pengobatan di luar negeri. Menurut jurnal International Medical Travel Journal (IMTJ), terdapat tiga juta orang berobat keluar negeri dan menelan biaya lebih dari 100 Triliun rupiah setiap tahunnya.
Baca juga:
Raiter, Alat Pemanen Air Hujan Siap Minum
|
“Ini merupakan salah satu langkah mendukung ekonomi negara melalui medical and tourism, sehingga masyarakat tidak perlu lagi berobat keluar negeri, ” imbuh dr Nico.
Platform yang diluncurkan pada 2021 itu semula hanya berbentuk media sosial penyedia informasi seputar layanan medis. Namun, untuk memberikan dampak yang lebih luas serta menyediakan fitur unggulan seperti halnya transparansi harga dalam pengobatan. dr Nico beserta tim mulai mengembangan Medical Tourism Indonesia dalam bentuk aplikasi. Dr Nico menyebut aplikasi ini sudah dapat digunakan oleh masyarakat luas.
“Kita sudah siapkan paymentnya, alur tata cara penggunaanya, tinggal yang terakhir ini mungkin sedang terus disempurnakan, ” ucap dr Nico.
Scale up Inovasi
Baca juga:
Atla Tegar, Ajudan Milenial dari FH UB
|
dr Nico menyebut inovasi membuat Medical Tourism Indonesia merupakan suatu bentuk scaleup dari inovasinya terdahulu. Sebelumnya, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNAIR itu juga telah berhasil meluncurkan vascularindonesia.com, sebuah platform digital yang mempermudah pengobatan pasien dengan masalah pada pembuluh darah.
“Saya scaling up-nya bukan dalam ranah keuangan tetapi diaplikasikan dalam bentuk program lagi dan program yang saya kembangkan dengan nama vascular Indonesia health travel program itu pada tahun 2020, akhirnya bertransformasi menjadi wisata medis. Wisata medis ini menjadi platform yang kedua saya, ” jelas dr Nico.
Lanjut dr Nico, segala wujud platform yang dikembangkan merupakan suatu bentuk pengabdian dirinya kepada masyarakat. Hal tersebut ia lakukan untuk memberikan kemudahan serta dampak positif yang dapat dirasakan masyarakat luas.
“Saya memang bukan bisnis murni karena saya dokter, saya bukan tipe orang yang harus untung bermilyar milyar. Saya mendeklarasikan diri saya pada social impact, ” tegas dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular itu.
Penulis: Haryasnyah Setiawan
Editor: Nuri Hermawan